PADA SUATU HARI NANTI
pada suatu hari nanti
jasadku tidak akan ada lagi
tapi dalam bait-bait sajak ini
kau takkan kurelakan sendiri
pada suatu hari nanti
suaraku tak terdengar lagi
tapi di antara larik-larik sajak ini
kau akan tetap kusiasati
pada suatu hari nanti
impianku pun tak dikenal lagi
namun di sela-sela huruf sajak ini
kau takkan letih-letihnya kucari
(1991)- Sapardi Djoko Damono – Hujan Bulan Juni
AKU INGIN
aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
Hujan memang mampu mempengaruhi mood seseorang. Merasakan dentingannya saja yang menimpa atap rumah kita sudah bisa membuat hati menjadi damai. Udara yang lembab, angin yang semilir, bau tanah tersiram gemericik hujan pertama kali kadangkala sudah mampu membuat kita bahagia. Tanpa sebab yang jelas, kita jadi merindukan sesuatu hal.
Jadi, sebenarnya bahagia itu mudah. Bisa didasari dengan rasa apresiasi terhadap sesuatu. Untuk bisa mengapresiasi sesuatu, kita tidak serta merta harus memahami karya tersebut. Manusia dianugerahi yang namanya indera.
Untuk mengapresiasi enaknya minuman wine. Tak perlu paham bagaimana cara membuat wine. Cukup buka botolnya. Tuang ke cangkir. Diaduk sedikit. Cium baunya dan teguk. Itu saja yang biasa dilakukan orang Prancis. Indahnya pemandangan di atas gunung, hanya bisa kita apresiasi jika kita melihatnya.
Sayang kita kadangkala kurang memberikan apresiasi pada apa yang ada di sekitar kita. Keheningan saja sebenarnya harus kita berikan apresiasi. Jika tanpa adanya keheningan, bagaimana kita bisa tidur dengan nyenyak. Bayangkan jika tiba-tiba keheningan itu lenyap karena adanya nyamuk yang bersliweran di depan wajah kita.
Apresiasi juga bisa menimbulkan sikap saling memiliki. Jika memang kita memberikan apresiasi terhadap alam ini, kita tidak akan mungkin mau merusaknya. Lebih jauh lagi, setiap ciptaan pasti memiliki sang pencipta. Jika kita mengapresiasi apa yang ada di alam ini, tentu kita akan sangatlah berterima kasih pada yang menciptakan alam ini. Selain itu, pastilah kita juga akan mengagumi sang penciptanya.
Let’s we to don’t take anything for granted …
Untuk mengakhiri tulisan ini, lagi-lagi hadiah puisi dari pengarang yang sama. Please enjoy,
DALAM DIRIKU
Because the sky is blue
It makes me cry
(The Beatles)
dalam diriku mengalir sungai panjang,
darah namanya ;
dalam diriku menggenang telaga darah,
sukma namanya ;
dalam diriku meriak gelombang sukma,
hidup namanya ;
aku menangis sepuas-puasnya
(1980)